Rabu, 06 Juni 2012

Bila Suami Meninggal Dunia Mendadak


Oleh : Henny E. Wirawan, M.Hum P.Si
Psikologi Plus Vol 1. Hal 76-80

          Rasa terkejut, pasti sangat dominan. Bagaimana tidak, sebelum pergi semuanya masih berjalan sangat indah. Begitu pulang yang dikasihi sudah terbujur kaku. Karena itu tidaklah mengherankan jika ibu itu masih berjuang keras untuk menahan diri. Air matanya brcucuran dengan derasnya, sehingga hati semua pelayat trenyuh bersamanya. Anak-anak yang ditinggalkanya pun demikian.

A.  Beda Dengan Sakit Menahun
          Suami meninggal secara mendadak biasanya akan dipersepsikan berbeda dengan meninggalnya suami setelah mengidap penyakit menahun. Biasanya mereka yang ditinggalkan setelah seseorang yang dikasihi mengalami penderitaan dalam rentang waktu yang panjang lebih mudah merelakan kepergiannya. Setelah meninggal, yang dicintai tidak perlu lagi dikelilingi oleh alat bantu pernafasan, mesin pengontrol detak jantung, alat cuci darah, alat pacu jantung atau peralatan medis lainnya yang sudah sekian lama digunakan.
          Kegiatan merawat dan menunggui yang pastinya dibarengi dengan pengeluaran dana yang relative besar, walaupun dilakukan dengan penuh cinta, akhirnya tidak perlu lagi membebani keluarga. Duka pasti menggayut, tetapi rasionalisasi bahwa almarhum sudah lebih baik keadaanya, membuat istri dan anggota keluarga lain yang ditinggalkan lebih mudah merasa lega dan tenang.

B.  Nyaris Tidak Ada Persiapan
          Kondisi ini berbeda dengan mereka yang ditinggalkan karena kecelakaan atau karena serangan jantung yang sedemikian mendadak. Sulit rasanya menerima kenyataan, karena sebelum yang bersangkutan meninggal dunia, semuanya masih baik-baik saja. Akan tetapi entah karena kecelakaan baik di udara, laut maupun di darat semuanya berubah dengan drastic.
          Persiapan pasca meninggalnya almarhum nyaris tidak ada. Semuanya berjalan dengan begitu cepat, sangat mengagetkan. Perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan sangat mungkin terjadi. Secara mendadak, kehidupan tak dijalani berdua. Secra tiba-tiba semua harus diurus seorang diri, baik untuk urusan rumah tangga, masalah anak, masalah keuangan, urusan dengan lingkungan sosial dan sebagainya.
          Tidak ada lagi tempat untuk bercerita, tidak ada lagi teman terdekat untuk berbagi hati. Semuanya akan terasa hampa, apalagi dibulan-bulan pertama setelah ditinggalkan. Tempat tidur yang kosong, aroma parfum yang biasa digunakan almarhum, menu makanan kesukaan almarhum, foto kenangan bersama almarhum, lagu atau film kesukaan almarhum yang tidak sengaja didengar atau dilihat kembali, pun dapat memancing keluarnya air mata.
          Rasa sedih dapat menjadi rasa pedih juga dapat berkembang menjadi rasa luka dan pahit, jika tidak dikelola dengan baik. Pertanyaannya “ Mengapa harus saya yang ditinggalkan begitu cepat, padahal saya masih membutuhkan kehadiran suami?” merupak satu pertanyaan yang biasa dilontarkan khususnya oleh istri yang berada pada usia dewasa muda. Pertanyaanya “Mengapa dia yang lebih dulu meninggalkan saya ?” juga biasanya muncul, khususnya dikalangan mereka yang berada pada usia pertengahan

C.  Harus Dijalani Secara Alamiah
          Tentunya merasa berduka pasca meninggalnya suami adalah bagian dari proses hidup yang harus dijalani. Akan tetapi, kepedihan seyogianya tidak menguasai kehidupan istri, karena masih ada kegiatan yang perlu dijalankan. Anak perlu dibina, dididik dengan sekuat tenaga, agar berkembang menjadi individu yang tangguh dan bertanggung jawab.
          Kehidupan keluarga masih harus dikelola, agar tetap dapat berjalan dengan semestinya. Urusan dengan masyarakat masih harus dikerjakan tidak harus mengurung diri di kamar berlama-lama dan meratapi nasib. Masalah keuangan tetap harus ditanggulangi, karena itu usaha apapun yang halal harus tetap dilakukan untuk memperoleh dana bagi kelangsungan hidup keluarga. Jadi bagaimana sebaiknya ?
1.      Jalani proses dalam kehidupan ini secara alamiah, ada waktu untuk tertawa ada waktu untuk menangis. Ada waktu untuk bersukacita juga ada waku untuk berduka cita. Masa pasca ditinggalkan suami adalah masa untuk berduka, karena itu ekspresikanlahperasaan duka secara jujur.
2.      Menangislah jika teringat kepada almarhum. Tidak perlu berpura-pura tegar, tetapi juga ekspresi duka perlu dikendalikan sehingga tidak menghebohkan sekeliling. Bersedih bukanlah suatu hal yang keliru. Hanya saja perlu dikendalikan, agar kesedihan tidak menguasai.
3.      Buatlah daftar mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk kegiatan sehari-hari seperti suami masih ada, misalnya kegiatan memasak, menyiapkan anak untuk berangkat ke sekolah, ke pasar dan seterusnya. Akan tetapi hal-hal yang dulunya dilakukan suami, sekarang perlu dilakukan dengan seksama, walaupun awalnya akan terjadi kecanggungan untuk melakukannya. Misalnya membayar tagihan listrik, air minum yang dulunya dilakukan suami, sekarang harsu juga dilakukan istri.
4.      Tetapkanlah hati untuk menjalin hubungan dengan individu lainnya, agar orang-orang disekitar yang berkesempatan memberikan penguatan dan penghiburan. Bergabunglah dengan komunitas sosial tertentu, untuk berbagi suka duka, akan baik jika dipadukan dengan kemampuan komunitas memberikan dukungan spiritual.

          Pada prinsipnya, kendati sulit, kehidupan harus tetap berlangsung. Karena itu, ada istri yang ditinggalkan suami secara mendadak, perlu berusaha menjadi individu yang tangguh, agar dapat melewati hari-hari ke depan, dengan keyakinan yang tegu. Untuk itu, keyakinan rohani yang kuat juga perlu dimiliki. Berharap seutuhnya kepada pertolongan Tuhan, sang pemberi kehidupan, dengan suatu keyakinan utama, “ Dia bertanggung jawab penuh untuk kehidupan umat-Nya, sehingga tidak ada suatu hal pun terjadi diluar kesanggupanindividu tersebut.”
         

13 komentar:

  1. Saya sedang mengalami hal seperti ini, suamiku meninggal ketika akan tidur dan meninggalkan sejuta kenangan indah

    BalasHapus
  2. Saya mengalami hal yg sama yg awal nya tidak punya sakit apa2,di vonis suami sakit lambung yg sdh kritis 2 hari di rs suami meninggal meninggal kan sejuta kenangan yg sangat indah

    BalasHapus
  3. Ini adalah bulan ke 5 di tinggal suami di usianya 45 th... Semiga khusnul khotimah.. Berangkat dr rumah jam .07.30 puasa ke 9 tgl 25 mei 2018 dan meninggal di kantor jam 08.24 wib.. Sampai saat ini msh seeing hadir di mimpi anak2 mungkin belliau jg tdk menyangka klo akan meninggalkan buah hati yg msh kcl2...as a mother ang devoded wife...

    BalasHapus
  4. Tgl 8 oktober 2018 kemarin suami tercinta meninggalkan saya dan anak semata wayang kami utk selamanya, sampai sekarang rasanya msh berharap ini semua tdk terjadi secepat ini kpd kami.tp Alloh lebih menyayanginya krn selam 3 thn ini suami terkena gagal ginjal, tp tauaknya org sehat 2 thn terakhir beliau begitu semangat sekali berharap mukjizat akan ada dan suami sembuh. Tp Alloh berkehendak lain... Semoga khusnul khotimah suamiku,ayah dari anakku smg AlohAmenjdikan sakitmu sbg penggugur semua dosamu dan kamu di tempatkan di sisiNya bersama dg org2 yg sholih aamiin YRA

    BalasHapus
  5. Suami saya meninggal kemarin tgl 20 november 2018..saat itu kita sepulang dari bali mengawal club kebanggaan kita di pertandingan liga 1 dan sekalian jalan2,sebelum berangkat saya sudah punya firasat seperti tak ingin berangkat dan membatalkan tp suami maksa ingin berangkat sambil memegang tanganku dan memohon supaya jadi brangkat,dia berjanji ini away yang terakhir setelah ini janji g akan away lagi dan dia ingin ngajak saya katanya ingin bahagiain saya dan untuk kado ulan tahun saya,dia jg sempat meminta maaf karena selama ini egois dan tidak pernh mengajak saya jalan2 bersama temannya,akhirnya saya luluh dan berangkat,tapi pas perjalanan pulang disaat dia tidur dimobil disebelahku,tiba2 dia kejang sampai saya kira kesurupan,akhirnya dibawa ke puskesmas ternyata dia sudah tiada...berarti dia tiada dipelukan saya..sumpah sampai sekarang saya masih belum percaya...saya merasa kesepian biasanya sama dia ,sekarang tidak ada,,,mungkin kalau yang sudah punya anak mereka bisa lebih tegar,sedangkan saya belum punya anak rasanya hidup ini tidak adil,5 thn kita lalu bersama dari mulai mertua tidak menyukaiku sampai suami memilih ikut saya ngontrak,susah seneng kita lalui berdua gimana caranya kita bisa hidup tanpa bantuan orang tua..tapi sebelum diterima mertua suami sudah tiada...apa ini namanya tidak jodoh? Kalau iya kenapa saya harus dipertemukan kalau hanya untuk dipisahkan secepat ini...entah saya bisa lalui ini apa tidak.. Sempat untuk mengakhiri hidup tapi saya tidak meninggal hanya saja muntah darah...saya bingung mulai dari mana saya memulainya,,peninggalan suuami juga sudah di ambil keluarganya..saya harus mulai dari 0 lagi tanpa modal,,terpaksa saya minta bantuan keluarga saya karena saya sudah terbuang dari keluarga suami saya...

    BalasHapus
  6. tgl 18-11-2018 suamiku meninggal dunia di usia 36 thn malam itu pulang kerja jam 3 pagi dari sumenep suamiku seorang pekerja keras seorang driver pariwisata. pagi bangun jam 9 pagi langsung ngajak jalan" awalnya aku nolak tapi di paksa akhirnya kami pun jalan"...nyampk rumah kira" jam 3 sore minta mkan aku bikinin mie masih baru mau di sendok suami posisi duduk megang mangkok jatuh langsung gak sadar lagi sampek sekarang aku masih lum percaya,,sampai saat ini yg bisa menguatkan aku hanya doa dan terus berdoa untuk suamiku tercinta karena aku jg udah gak punya kedua orang tua,, pernikahan kami baru 2 thn dan kami jg lum di kasih keturunan yaa Allah berilah hambamu ini kesabaran keihklasan umur yg panjang agar tetep bisa mendoakan orang" yg kami sayang amin...semoga beliau di tempatkan di surganya ALLAH Amin.

    BalasHapus
  7. Tanggal 23 oktober 2016 sore suami sy meninggal krn kecelakaan motor sdh berjalan sudh mau 3 thun ini mungkin.. sudh mulai tegar saya menjalani hidup kedepan demi kedua anak2 saya yg masih dibangku SD jg TK.. smoga Allah slalu menguatkan saya dan menjadikan anak2 sy menjadi anak2 yg sholeh jg sholeha... Aamiin ya Allah !

    BalasHapus
  8. Tanggal 17 maret 2019 setelah pencoblosan beliau masih sehat,dan beliau berobat darah tinggi dan jantung,dibawa ke rmh sakit pun g ada ngmng apa" sy masih sangat terpukul kehilangan suami yg masih muda telah pergi duluan,anak2 saya pertama masih SD kelas 2 yg kedua cewe usia 3 taun..semoga allah selalu menguatkan saya dan anak" menjadi anak yg soleh dan soleha..amminn Ilove you yah 😭

    BalasHapus
  9. Semoga saya bisa setegar bunda bunda di yang mengisi kolom komentar di atas
    Suami saya baru meninggal tanggl 16 bulan 8 2019 ini di usia ke 34
    Dan ini merupakan pukulan berat buat saya mengingat anak saya yng besar bru 9 tahun dan yang kecil umur 10 bulan
    Tapi saya ikhlas dan ridho atas semua KehendakNYA semua sudah mempunyai garis dan takdir masing2
    Semoga saya mampu menjadi pribadi yang kuat dan tegar demi anak anak saya
    Saya Yakin Alloh sll ada di samping saya memudahkan segalanya kugantungkan doa dan harapan hanya padaNYA
    Semoga ku mampu mendidik putra putra saya menjadi putra yang sholeh seperti harapan ayahnya karna hanya doa doa anak sholeh penerang untuk ayahnya
    Allohumma Amin

    BalasHapus
  10. Tgl 28juni 2o19 suamiku meninggal diusia 47th.tanoa aku disisinya .tidur sore langsung meninggal..dunia seakan gelap..mendadak serangan jantung penyebab meninggalnya..sedih bukan kepalang...berduka smpe sekarang. Apapun yang diliat...selalu mengingatkan aku akan almarhum suamiku....selalu saja tentangnya ..seandainya saja masih ada mungkin sebagai isteri saya ingin LBH memperhatikannya ...bnyk penyesalan....dan saat ini alfatihah selalu buat suamiku...kangen sekali ..mudah2an disyurga qta bertemu...amiin..

    BalasHapus
  11. Suamiku meninggal 28juni 2019 karena serangan jantung. .saat ini hanya doa pelipur rasa kangen penyambung pada suamiku ..mudah2an dipertemukan lagi di surga nanti. .bunda2 yang senasib dgnku. .mudah2an qta diberikan ketabahan yang lebih...dan almarhum suami Husnul khatimah ..diampuni segala dosanya..ditempatkan yang seindah2nya disisi Allooh SWT...Amiin

    BalasHapus
  12. Hari jumat kemarin suamiq baru saja meninggal, karena sakit db,seperti tidak percaya, tp ini kenyataanya,
    Anak kami masih kecil kelas satu...
    Sakit rasanya hati ini, ingin aku ikut, tp aku ingat masih punya sikecil, yg masih butuh aku..
    Selamat jln sayang, semoga engkau ditempatkan disurga....
    Aamiin

    BalasHapus
  13. 15 desember 2020 suamiq dipanggil Allah, sangat cepat dan mendadak tidak menyangka hanya karena batuk suamiq diambil Allah...tapi Semua milik Allah dan akan kembali kepada Allah, 10 tahun menikah dia sosok yg sangat baik tdk pernah marah atau membentak suami yg soleh...3 anak2 yg masih sangat kecil2 menjadikan saya selalu berurai air mata ketika melihat mereka merindukan ayahnya...sungguh berat dan belajar memulai hidup tanpamu suamiq, semiga Allah menguatkan hati ku dan anak2

    BalasHapus