BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahan pestisida yang ada di buah dan
sayur mungkin tidak asing lagi ditelinga kita, hampir semua buah dan sayuran
yang dijual bebas dipasaran, supermarket dan swalayan-swalayan pasti mengandung
pestisida. Buah dan sayuran tersebut mengandung residu pestisida yang sangat
berbahaya bagi tubuh dapat menyebabkan kanker, tumor dan penyakit kronis
lainnya.
Bahaya tersebut akan timbul dalam
jangka waktu yang panjang. Sebuah penelitian menunjukan bahwa ibu hamil yang
memakan buah dan sayur yang mengandung residu pestisida atau bahan kimia
lainnya dapat membuat janin yang dikandungnya akan lahir premature dengan berat
badan lahir rendah.
Indonesia sebagai negara pengimpor
harus secara tegas melakukan control keamanan pangan. Ambang batas bahaya
kandungan pestisida dalam pangan sudah diketahui. Oleh karena itu, dengan dasar
tersebut pemerintah bisa melarang buah-buahan yang mengandung pestisida
melebihi ambang batas. Kebijakan ini harus diberlakukan pada buah-buahan dalam
negeri karena inti dari strategi keamanan pangan adalah melindungi konsumen
dari pangan berbahaya.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pangan organic dan pangan konvensional?
2. Apakah
Pestisida itu ?
3. Bagaiman
cara memilih, menyimpan dan bahan makanan yang aman ?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk
mengetahui pandangan masyarakat tentang pangan konvensional dan juga untuk
mengetahui definisi dari pestisida bagaimana penggunaan dan efek dari residu
pestisida. Serta diberikan tips bagiman memilih, menyimpan dan mengolah bahan
makanan yang benar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pangan
Organic dan Pangan Konvensional
Sebagian
produk buah dan sayuran sekarang menggunakan label organic untuk lebih menarik
konsumen. Sebenarnya semua jenis pangan yang berasal dari organism hidup dapat
dikatakan organic. Pengertian organic adalah sesuatu yang mengandung karbon. Namun,
saat ini istilah organic digunakan secara terbatas untuk produk tanaman yang
tidak menggunakan pestisida dan pupuk buatan. Jadi, dalam pertanian organic
produknya tidak bersentuhan dengan bahan pembuat pestisida seperti sulfur,
copper, dan nikotin.
USDA
( Departemen Pertanian AS) pada tahun 1998 mengusulkan bahwa pangan yang dijual
di pasaran boleh mengklaim diproduksi secara organic apabila paling sedikit 50%
bahan penyusunnya benar-benar diproduksi secara organic. Untuk pangan kemasan
dipersyaratkan 95% bahannya dilakukan melalui pertanian organic. Selain itu
pangan tersebut tidak boleh mengandung nitrat, nitrit, dan sulfit.
Kekhawatiran
orang terhadap pangan konvensional tidak terlepas dengan digunakannya bahan
kimia. Tidak sedikit orang yang mempertanyakan keamanan residu pestisida dalam
bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Yang kemungkinan dapat berakumulasi
pada tubuh. Pestisida dalam tubuh manusia dapat bersifat karsinogenik atau
menyebabkan kanker.
Kontroversi
mengenai dampak pestisida terhadap kesehatan mungkin akan terus ada. Banyak
penelitian tentang bahaya pestisida dilakukan pada hewan percobaan. Telah
diketahui bahwa system metabolism hewan percobaan seperti tikus kelinci atau
monyet berbeda dengan manusia. Oleh sebab itu, diperlukan kehati-hatian dalam
menafsirkannya apabila akan diterapkan pada manusia. Sementara itu riset
pestisida pada manusia jumlahnya masih sangat terbatas.
B. Pengertian
Pestisida
Pestisida merupakan zat kimia yang
dipakai untuk mengendalikan atau membasmi hama. Pestisida juga merupakan racun
tetapi juga mempunyai tujuan khusus untuk melindungi hasil pertanian manusia
dari organism lain. Oleh karena itu jika pestisida harus digunakan, pemilihanya
harus sesuai dengan kekhususanya yaitu membasmi hama. Tapi pada kenyataannya
kebanyakan pestisida tidak digunakan secara selektif sehingga memberikan efek
yang menetap pada system biologis jika pemakaiannya tidak tepat . Sampai saat
ini sumber terbesar kontaminasi pestisida berasal dari penggunaanya dibidang
pertanian dan kesehatan masyarakat.
Pestisida banyak disalahgunakan
terutama dinegara-negara yang pengaturan dan pemantauan pertaniannya tidak
kuat. Beberapa pestisida seperti DTT, dibanyak negara sudah dilarang tapi di
negara lain malah banyak tersedia. Udara dapat tercemar pestisida saat
penyemprotan berlangsung. Pestisida yang menguap didalam rumah dapat terisap
oleh penghuninya. Absorpsinya didalam tubuh manusia dapat melalui kontak kulit
dengan permukaan yang terkena semprot atau akibat mengonsumsi makanan yang
mengandung pestisida.
Di beberapa negara, hanya ada
sedikit control atau anjuran mengenai jadwal/waktu penggunaan pestisida; tak
jarang pestisida disemprotkan beberapa jam atau hari sebelum hasil pertanian
dipasarkan, seperti itu mugkin mengandung residu yang dapat menyebabkan paparan
tingkat tinggi jika segera dikonsumsi setelah panen. Di beberapa negara,
kejadian itu menjadi masalah utama karena kebanyakan sayuran ditanam di
ladang-ladng kecil dekat daerah perkotaan dan hasil pertanian yang telah disemprot
itu langsung dipasarkan: seringkali dengan pencucian yang tidak ade kuat.
Kadang-kadang, pestisida sengaja disemprotkan saat dipasarkan untuk
mengendalikan lalat.
Selain kontaminasi langsung akibat
penyemprotan terhadap makanan hasil pertanian, ada beberapa cara lain yang
menyebabkan makanan terkontaminasi pestisida. Contoh :Ikan yang ada di sawah
yang padinya diberi semprotan pestisida juga dapat mengandung residu pestisida
dalam kadar yang cukup signifikan.
Di masa paceklik, muncul kasus
keracunan masal akibat manusia atau hewan peliharaan memakan biji-bijian yang
sebelumnya disemprot oleh pestisida. Keracunan akibat pestisida sudah menjadi
masalah di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Mayoritas kasus keracunan
pestisida yang tidak disengaja terjadi di kalangan para petani dan keluarga
mereka akibat paparan yang terjadi selama penyampuran atau penyemprotan
pestisida.
Paparan kronis diduga menyebabkan
masalah reproduksi dan memperbesar risiko terkena kanker, mengalami efek
neurologis dan psikologis serta efek pada system imun. Zat kimia dapat
menyebabkan kerusakan pada makhluk hidup lainnya melalui berbagai jenis cara
yaitu penetrasi melalui kulit, absorpsi melalui paru-paru, absorpsi melalui
saluran pencernaan. Di beberapa tempat yang mengalami masalah hama yang cukup
serius masih melakukan penyemprotan hasil panen sebelum dipasarkan.
Beberapa campuran pestisida dapat
menjadi sangat berbahaya jika formulanya toksik dan mengandung solven yang
larut lemak, seperti minyak tanah, xilen dan produk pretoluem lainnya yang
dapat mempermudah pestisida menembus kulit. Beberapa efek umum pestisida pada
kulit dilihat dalam table berikut :
PESTISIDA
|
EFEK
|
Paraquat,
captafol, mancozeb, 2,4-D
|
Dermatitis
kontak
|
Benomyl,
DDT, linden, zineb, malathion
|
Sensitisasi
kulit, reaksi alergi, ruam kulit
|
Heksaklobenzen,
benomyl, zineb
|
Reaksi
fotoalergi
|
Pestisida
organoklorin
|
Chloracne
|
Heksaklorobenzen
|
Jaringan
parut yang dalam, rambut rontok,
|
C. Membersihkan,
Menyimpan dan Mengolah Bahan Makanan
1.
Cara Menghilangkan Residu Pestisida
pada buah dan sayuran
a. Gunakan
air bersih yang matang dan mengalir
untuk membersihkan sayuran. Jangan gunakan air yang diam, karena air yang diam
(direndam) akan membuat racun yang sudah larut menempel lagi pada sayuran.
Bilaslah sayuran dengan air yang bersih.
b. Cuci
semua bagian sayuran, termasuk bagian dalam. Buang bagian terluar dari sayuran
berdaun.
c. Cuci dengan sabun khusus food grade misalnya
pigeon liquid cleanser atau mama lemon
d. Gunakan
sikat gigi atau sikat yang lembut untuk membersihkan pestisida dari buah dan
sayur, serta tetap gunakan air yang mengalir.
e. Selain
pencucian, perendaman dengan air panas (blanching) berisi garam juga akan
mengurangi kandungan pestisida.
f. Sayuran
mentah mungkin mengandung residu pestisida lebih tinggi. Pemasakan atau
pengolahan yang baik terbukti dapat menekan kandungan residu pestisida.
2.
Cara menyimpan
buah dan sayur yang benar
a.
Pastikan
sayur dan buah menjadi segar dan tahan lama.
b. Sayur dan buah dicuci, dibungkus
dengan kertas dan simpan di dalam kulkas.
c. Jlka tidak ada kulkas, disimpan di
tempat yang dingin dan redup di dapur. Hindari penggunaan tas plastik agar
tidak menjadi layu dan hilang vitaminnya.
d. Buah seperti pisang jangan disimpan
di dalam kulkas karena kulitnya akan menjadi hitam dan busuk.
e. Sayur dan buah di dalam kemasan
hendaklah dipindahkan di dalam wadah, kemudian disimpan di kulkas.
3.
Cara Mengolah buah dan Sayur
Sayur dan buah kaya dengan vitamin
dan garam mineral. Vitamin C mudah rusak atau larut pada saat dimasak,
melalui proses pengoksidaan, dan cara pemotongan atau pengupasan. Sayur dan
buah perlu dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran, serangga yang melekat,
dan sisa racun pestisida, kemudian baru dipotong. Jangan merendam sayur-sayuran
dan buah-buahan yang telah dipotong, karena vitamin C mudah larut di dalam air .
Buah-buahan yang perlu dikupas
kulitnya harus cepat disantap karena vitamin C mudah teroksida oleh udaradan
suhu yang tinggi Hindari memotong sayuran dan buah terlalu kecil karena ukuran
kecil juga menyebabhan mudah terjadi proses pengoksidaan. Sebaiknya buah-buahan
segar baru dipotong ketika hendak dimakan saja. Sel yang rusak akan
mengeluarkan enzim dan menyebabkan hilangnya vitamin C. Jangan memasak
sayur-sayuran terlampau masak. (Natural vol 9, 2005, hal 44)
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa masalah diatas
kita dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar sayur dan buah yang dijual
dipasaran mengandung residu pestisida. Pestisida adalah suatu zat kimia yang
digunakan para petani untuk membasmi hama. Yang dapat menyebabkan berbahaya
apabila penggunaan pestisida tersebut tidak tepat serta takaran yang berlebih
atau tidak pas.
Pestisida dapat menjadi racun pada manusia
karena formula atau campurannya yang berbahaya serta menimbulkan penyakit
kronis dalam jangka waktu yang panjang. Misalnya kanker, tumor, dan lain
sebagainya. Memang bahaya tersebut tidak akan dirasakan secara langsung oleh
konsumen, tapi jika terus-terusan zat kimia tersebut akan mengendap ditubuh dan
menyebabkan kanker.
B. Saran
1. Sebagai
Petani
Sebaiknya mereka tahu berapa jumlah
pestisida yang diperbolehkan untuk buah dan sayur, tidak menggunakannya secara
berlebihan dapat juga menggunakan orang-orangan sawah untuk mengusir burung
pemakan buah, atau dengan kaleng bekas yang ditali disepanjang kebun.
2.
Sebagai Produsen
Berlakulah jujur dan tidak curang, hasil
panen yang akan didistribusikan sebaiknya tidak disemprot pestisida agar saat
di pasar tidak ada lalat yang mengrubungi.
3.
Sebagai Konsumen
Jadilah konsumen yang pandai, pilihlah
buah dan sayuran segar dengan warna cerah, bentuknya harus tetap cantik dan
bertekstur keras, kulit permukaan tidak keriput, dan banyak mengandung air,
serta untuk sayuran (kacang) renyah saat dipatahkan. Jika menginginkan sayuran
yang aman maka tanamlah sendiri di rumah anda. Setelah membeli buah dan sayur
cuci segera dengan air yang mengalir.
DAFTAR PUSTAKA
Khomsan,Ali.2006.Solusi Makanan Sehat.PT Raja Grafindo Persada:Jakarta
Widyastuti,Palupi.2005.Bahaya Bahan Kimia Pada Kesehatan Manusia
dan Lingkungan.Buku
Kedokteran EGC:Jakarta
http://carabudidaya.com/akibat-pupuk-dan-pestisida-kimia/
diunduh
pada tanggal 07 Mei 2012 ; Pukul 16.50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar